Penggalan kalimat diatas adalah sebuah syair lagu ‘Kamar Gelap’ yang terdapat dalam album ‘Kamar Gelap’ . Pertama kali saya mendengar lagu ini dan membaca lirik-nya, jujur saya sungguh bingung akan maknanya. Saya bingung akan hubungan antara judul dengan liriknya dan akirnya saya pun mengerti bahwa lagu ini bercerita tentang fotografi menurut tafsiran saya. Mengapa saya tafsirkan sebagai lagu bertema fotografi ? pertama, salah seorang personilnya ada yang gemar dengan kegiatan fotografi dan kedua kita bisa melihat dari sepenggal lirik “jangan kabur berjamur segala negatif menuju positi kekal” . Saya tafsirkan disini bahwa lirik tersebut merupakan suatu pengharapan agar hasil jepretan kamera tidak kabur atau berbayang. Lalu esensi dari kemera film adalah sebuah perubahan dari film negatif menuju film yang positif walaupun tak menutup kemungkinan lirik itu bisa saja ditafsirkan sebagai proses perpindahan dalam kehidupan yang notabene segala sesuatu yang negatif bisa saja berubah menjadi positif. Mereka (ERK) memang pandai dalam membuat lirik yang mempunyai makna tersirat dan dan hal ini yang menjadikan ERK dipandang sebagai band cerdas yang menjadi pionir “revolusi lirik”.
Satu tahun sudah album ini dirilis tepatnya tanggal 19 Desember 2008 yang lalu, setahun silam. Hanya dengan setahun setelah album ini dirilis di pasaran namun sungguh besar apresiasi yang diberikan dari penikmat musik itu sendiri. Berbagai ulasan tentang album ini seperti ulasan dari Arian 13 (Vokalis Seringai) di apokalip.com atau ulasan dari Ciptadi Sukono yang berjudul Kamar Gelap: Album Kedua Band "Penyelamat Musik Indonesia" menambah deretan panjang orang-orang yang memuji album ini. Jujur saya akui, memang pantas jika seandainya album ‘kamar gelap’ ini menjadi album terbaik di tahun 2009 ini.
EFEK RUMAH KACA DAN KAMAR GELAP
Bait demi bait pemicu anestasi
Hangus sudah, hangus sudah
‘Kamar Gelap’ adalah nama album kedua dari ERK yang sebelumnya pada tahun 2007 telah merilis album debut mereka dengan title ‘Efek Rumah Kaca’ . Di album ‘Kamar Gelap’ciri khas band ERK yang mengusung lagu-lagu bertemakan politik, sosial, lingkungan dan juga kehidupan sehari-hari masih terasa seperti di album pertama. Bahkan, di album ini ERK benar-benar memotret realita zaman yang ada disekitar seperti lagu ‘Kenakalan Remaja di Era Informatika’ yang menggambarkan masalah pornografi di lingkungan remaja saat ini. Mereka ingin menjadi band tanda zaman yang menghasilkan lagu-lagu yang dipotret dari realita yang ada saat ini. Simaklah sepenggal lirik ini.
Oh nafsu menderu deru, bikin malu...
oh nafsu menderu deru, susah maju...
Di album ini terdapat sekitar 12 lagu yang dimulai dengan lagu ‘Tubuhmu Membiru…Tragis’ lalu seterusnya ada lagu ‘Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa’ , ‘Mosi Tidak Percaya’ , ‘Lagu Kesepian’, ‘Hujan Jangan Marah’, ‘Kenakalan Remaja di Era Informatika’, ‘Menjadi Indonesia’, ‘Kamar Gelap’, ‘Jangan Bakar Buku’, ‘Banyak Asap Disana’, ‘Laki-Laki Pemalu’ dan terakhir ada lagu ‘Balerina’ di nomor 12.
terkunci mulutku menjeritkan pahit…
MUATAN POLITIS HINGGA PATRIOTIS
kamu ciderai janji, luka belum terobati
kami tak mau dibeli, kami tak bisa dibeli
janjimu pelan pelan akan menelanmu
ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya
lekas,
bangun tidur berkepanjangan
menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar
merapikan wajahmu
masih ada cara menjadi besar