“Nice week” disaat Kebangkitan Nasional

Minggu, 24 Mei 2009

Catatan Harian


Kebangkitan merupakan suatu proses berdiri kembali ataupun perbaikan dari kegagalan-kegagalan yang pernah dialami oleh individu ataupun kelompok. Minggu ini, hari Kebangkitan Nasional ke-101 dirayakan pada hari rabu tanggal 20 Mei 2009. Di sekolahku hanya dirayakan dengan upacara bendera. Aku tidak mau membandingkan suatu momen dirayakan secara meriah atau tidak. Tetapi yang terpenting adalah esensi nilai yang terkandung pada momen itu daripada Mewah atau Tidak. Buat apa bermewah-mewah jika tidak tahi makna dan amanat apa dalam peristiwa tersebut.


Menurut sejarah yang aku baca, Kebangkitan Nasional ditandai dengan berdirinya suatu organisasi yang menamai organisasinya sebagai “Boedi Utomo”. Boedi Utomo lahir dari sekelompok anak muda yang sedang menuntut ilmu di sekolah kedokteran Stovia Jakarta. Aku merasa bangga bahwa sekelompok anak muda di zamannya dapat membentuk suatu perhimpunan ketika kondisi negerinya sedang dijajah oleh kolonial belanda.

Sejarah mencatat, pemuda sebagai motor perubahan. Anak-anak muda seperti Soekarno, Hatta, Cipto Magunkusumo, Muhammad Yamin dan lain-lain adalah pemuda-pemuda yang dimiliki oleh bangsa ini di zamannya yang berani secara terang-terangan melawan ketidak-adilan yang dilakukan oleh Belanda terhadap masyarakat Indonesia. Kebangkitan Nasional tidak datang dengan “instant” tetapi berjalan dengan proses yang sangat panjang. Dimulai dengan berdirinya Boedi Utomo ( 1908), Muhammadiyah , Syarikat dagang Islam, Nahdlatul Ulama (1926), Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, Kemerdekaan Republik Indonesia (1945), hingga sekarang (2009) kita bisa merayakan kebangkitan nasional yang ke 101 dengan ketenteraman. Kita para generasi muda Indonesia sudah seharusnya dapat menghargai semangat yang dilakukan para pendahulu kita. Salah satu caranya adalah bersyukur dan gembira.

Minggu ini, aku merasakan kegembiraan dalam diri. Hal ini terjadi mungkin karena spirit dari hari Kebangkitan Nasional. Mungkin spirit itu terjadi ketika aku bersama tim paduan suara menyanyi dalam upacara bendera. Suaraku sering tidak sampai kepada nada lagu dan terkadang fals. Tapi taka apa lah, yang penting aku sudah mencobanya. Menurutku, pengalaman lebih berharga daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Ketika menyanyikan lagu Bagimu Negeri, disini aku merasakan spirit itu. Entah kenapa, aku selalu “gemetar” ketika mendengar lagu itu dinyanyikan.

Selain itu, hal yang membuatku senang di minggu ini adalah di sekolahku mengadakan kegiatan kampanye anti narkoba yang diselenggarakan oleh Media Indonesia tepat di hari Kebangkitan Nasional. Sudah pasti aku senang dan mungkin siswa lain ikut senang. Setelah biasanya hanya rutinitas kegiatan belajar mengajar, kali ini ada kegiatan seperti itu yang dilaksanakan pada jam KBM berlangsung. Aku bisa berkumpul bersama teman-temanku, bisa mendapatkan hiburan yang bersifat edukatif.

Minggu ini aku juga berkesempatan mengikuti klinik jurnalistik di kantor Kompas-Gramedia. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas warta kota muda. Warta kota muda ( TaMu ) adalah sebuah rubrik di Koran Warta Kota yang segmentasinya diperuntukkan kepada anak muda. Disana aku mendapatkan ilmu jurnalistik, fotografi dan juga berkesempatan untuk jalan-jalan ke kantor redaksi. Pertama kalinya ku menginjak ruang redaksi surat kabar. Aku menjadi bersemangat kembali untuk belajar menulis agar kelak dapat menjadi penulis yang produktif setelah aku mengikuti kegiatatan tersebut.

Mungkin kebetulan jika aku merasa senang di minggu ini pada saat momen Kebangkitan Nasional. Tapi sku harap rasa semangat ini tidak akan luntur dalam diri ini dan hanya terjadi ketika Kebangkitan Nasional. Aku harap, Semangat Kebangkitan dapat dirasakan setiap harinya agar dapat memberikan efek positif terhadap diri ini supaya dapat menjalankan aktivitas dalam hidupku dengan penuh semangat dan gembira ditambah selalu dengan rasa syukur.

1 comment:

Post a Comment