Java Rockingland 2011

Java Rockingland (JRL) 2011 resmi digelar: Tanggal 22-24 Juli 2011 kemarin di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara.  Akhirnya saya bisa menyaksikan pagelaran festival rock terbesar di Asia Tenggara itu untuk pertama kalinya. Saya datang ke acara itu di hari pertama, Jumat 22 Juli 2011.

Pertama kali juga dalam hidup saya pergi nonton festival atau konser musik sendirian, tidak ada teman dari rumah. Namun, untung saja ketemu teman SMP saya disana secara tidak disengaja. Berangkat dari rumah sekitar jam lima sore dan sampai disana hampir waktu maghrib. Rumah saya memang tidak terlalu jauh dengan venue acara, sekitar 45 menit perjalanan naik motor.

Sampai parkiran motor Pantai Karnaval langsung disambut oleh calo-calo tiket, hehe.

"Mas kurang tiket tidak?," tanya calo tiket tersebut. Saya jawab saja
"Sudah punya tiket pak," dia jawab kembali "Cuma 200 ribu aja mas," Lalu saya berjalan santai menuju pintu masuk venue.

Saya berpikir harga tiket di calo lebih murah dari harga tiket di ticket box saat pertunjukan berlangsung yang mencapai 550 ribu. Saya sendiri sih beli student price sebulan sebelum acara dengan harga 220 ribu termasuk pajak 10 persen.

Setelah itu saya masuk ke area festival dan langsung cari mushola -susah sekali mencarinya- untuk menunaikan sholat Maghrib. Saat sholat, konsentrasi terpecah karena terdengar hentakan suara musik dari Pas Band yang letak panggugnya dekat dengan mushola tersebut. hehe

Selesai sholat lari deh ke main stage untuk menyaksikan Pas Band -- salah satu alasan saya nonton JRL hari Jumat ya karena ingin menonton mereka. Ya pada saat melihat Pas Band inilah saya bertemu teman SMP namanya Harzian, dia bersama teman SMAnya, tetapi saat bertemu saya dia sendirian.

Oke, Pas Band keren sekali dan sangat rock pada malam itu. Mereka tidak sendiri, ada beberapa bintang tamu yang mereka bawa diantaranya: Baron -ex gitaris Gigi- dan gitaris dari Saint Loco, saya tidak tahu namanya. Pertama kali saya menonton mereka, dan saya agak terhipnotis. haha. Lagu yang mereka bawakan dan saya ketahui hanya tiga lagu terakhir: Kesepian Kita, Impresi, dan Jengah. Di lagu terakhir kolaborasi dengan Baron.

Jam 7 malam lewat penampilan Pas Band selesai, saya pindah stage menuju Simpati Stage untuk melihat penampilan band idola saya semasa sekolah dasar dulu: Sheila on 7.
Mereka sudah lama tak terdengar kiprahnya di blantika musik Indonesia, tetapi saat ini punya album terbaru: Berlayar. Malam itu saya puas sekali menonton Sheila on 7 yang kedua kalinya -- yang pertama sudah lama sekali.

Sheila on 7 tampil on fire malam itu. Tembang-tembang lama mereka seperti Sahabat Sejati, Itu Aku, Melompat Lebih Tinggi, Jadikan Aku Pacarmu, Seberapa Pantas dibawakan malam itu. Penonton nyanyi bersama dari awal hingga akhir. Penampilan mereka mengingatkan saya ketika masa sekolah dasar ketika mulai mendengarkan lagu-lagu mereka. Erros sang gitaris juga berimprovisasi memainkan gitar solo bergaya Blues. Takjub saya! haha.

Kelar Sheila on 7, di panggung utama ada band Indie Rock asal Amerika Serikat, We Are Scientist. Musik mereka keren sih sekelas MGMT atau Vampire Weekend -- tetapi saya lebih suka Vampire Weekend. Saya tidak terlalu lama melihat mereka manggung, hanya sekilas saja. Saya memilih untuk makan dan sholat Isya. hehe

Sekitar jam 21.45 ada band keren asal Inggris: Blood Red Shoes. Personil mereka hanya dua orang: Steven Ansell, bermain drum merangkap vokalis, dan satu lagi perempuan bernama Laura Carter sebagai gitaris dan vokalis. Sound gitar mereka luar biasa dan yang membuat saya terkesima juga energi dari penggebuk drum yang sekaligus beryanyi untuk semua lagu. Lagu terkenal dari mereka: Light It Up dan I Wish I Was Someone Better. Silahkan cari di Youtube. :D

Saya menonton Blood Red Shoes hanya sampai jam 22.30, setelah itu saya menuju Dome Stage untuk melihat band Netral yang sudah tampil dari jam 22.00. Tak sesuai yang saya bayangkan, penonton yang menyaksikan Netral sangat banyak hingga berdesakan dalam ruangan tersebut -- satu-satunya panggung di JRL yang berada di Indoor. Karena tidak menonton dari awal, alhasil saya hanya bisa melihat mereka menyanyikan lagu: Pertempuran Hati, Cinta Gila, Lintang, dan Garuda di Dadaku. Satu kata dari saya untuk mereka: KEREN! Koor masal penonton membahana di dalam Dome Stage.

Nah sekarang giliran band yang sejak awal ditunggu-tunggu oleh saya dan mungkin orang lain juga: Thirty Seconds To Mars. Seharusnya jadwal awal mereka tampil jam 23.00 tetapi saya tidak tahu mengapa ada keterlambatan jadwal menjadi jam 00.45 yang katanya sih ada dua personil mereka yang telat ke Jakarta. haha. Entahlah saya tidak tahu pasti penyebab keterlambatan teknis ini. Yang jelas, saya dan teman saya si Harzian menunggu selama 1 jam 45 menit di samping barikade atau pagar pembatas yang ada di tengah dekat FOH (Front of House), tempat teknisi tata cahaya panggung.

Oke akhirnya Thirty Seconds To Mars (30 STM)muncul juga sekitar jam 00.30 lewat. Sebelum mereka tampil, seluruh penonton menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya. Saya sebenarnya bukan seorang fans fanatik dari 30 STM, tetapi saya suka musik mereka: Alternative Rock.

Menakjubkan sekali konser mereka, karena konsepnya bagus sekali menurut saya. Tata cahaya panggung yang sangat oke, crowd penonton yang dahsyat, dan aksi panggung Jared Leto yang "menghipnotis" penonton. Ditengah-tengah konser juga dikeluarkan balon dengan ukuran lumayan besar dan jumlahnya banyak tentunya dari panggung ke penonton.

Lagu-lagu yang mereka nyanyikan mayoritas diambil dari album terakhir: This Is War seperti: Vox Populi, Search and Destroy, Alibi, Hurricane, This is War, Closer To The Edge dan Kings and Queens. Ada juga lagu dari album terdahulu yang dibawakan seperti Beautiful Lie atau From Yesterday.
Saya sangat takjub, fans fanatik mereka yang hafal hampir semua lirik lagu mereka jumlahnya saat banyak. Malam itu semua refrain dinyanyikan penonton bukan Jared Leto, saya kira seperti karaoke masal dalam konser. :P

Satu hal yg membuat kurang oke dari konser malam itu: Jared Leto "kebanyakan omong" di setiap lagu, tetapi dia ngomong aja tetap keren dan penonton terhipnotis. Hahaha gokil.

Pada lagu terakhir: Kings and Queens, sebagian penonton diizinkan untuk naik ke atas panggung termasuk teman saya, Harzihan untuk menjadi backing vocal di lagu tersebut. How lucky he is!

Akhirnya konser atau festival musik rock keren itu selesai sekitar jam dua malam yang ditutup dari penampilan 30 STM.

Menurut saya: Konser 30 STM ini adalah konser yang paling keren dari semua konser yang pernah saya tonton selama ini. 

Bisa dibayangkan kerennya seperti apa. hehe :)

Keluar dari tempat parkir yang macet sekitar pukul setengah tiga bersama Harzian dan tiba-tiba dia menganter seorang bule yang ditinggal temannya. Nanti akan saya cerita di posting selanjutnya.

Akhirnya saya pulang sendirian melewati jalan sepi antara Ancol - Tanjung Priok naik motor sebatang kara dan hanya  ditemani kendaraan truck dan container di pagi buta sebelum shubuh dan Alhamdulillah selamat sampai rumah pukul 03.30. hehe. :)

JRL 2011 dan 30 STM sangat mengesankan buat saya! Demikian.

Catatan dari saya:

1. Mushola di JRL lokasinya kurang strategis, mungkin banyak yang tidak tahu keberadaannya.
2. Band lokal yang dahsyat pertama ya Sheila on 7, disusul Netral dan Pas Band -menurut saya- sayang saya tidak menonton Naif. Tolong dipertahankan band-band keren ini di JRL tahun depan.
3. Blood Red Shoes itu gokil banget, berdua doang tapi musiknya keren sangat.
4. 30 STM tidak usah ditanya lagi ya betapa kerennya. :p
5. Semoga tahun depan band favorit saya: Weezer atau Radiohead manggung di JRL 2011. AMIN.

Catatan Khusus: Oiya nih ada foto yang saya ambil dari website Thirty Seconds To Mars:


Ditulis di Jakarta

Senin, 25 Juli 2011

Berdamai Dengan Cinta

Ada yang hilang
Sesuatu yang bernama cinta
Terjebak kita dalam luapan emosi sesaat

Menyengsarakan
Menghancurkan

Kita semakin larut dalam kehampaan
Perasaan tak menentu
Penuh tanda tanya

Saling berprasangka tak tentu rimba

Kita lalu bertanya, masih adakah cinta?
Jika ada, masihkah kita mempercayainya?

Ketika kita sebarkan benci
Tak ada harapan untuk bahagia
Hanya menambah deret panjang permusuhan

Perbedaan selalu ada titik temu
Masalah pasti kan berujung

Cinta itu menyembuhkan, bukan menyakitkan

Singkirkan benci
Mari kembali menuju cinta
Anugerah kehidupan

Perdamaian memang tak abadi
Permusuhan juga tak abadi

Tetapi aku dan kamu yakin
Kita semua cinta damai
Yang menentramkan

Kedamaian niscaya terwujud
Karena cinta masih ada






Jalan Itu Masih Panjang

Awal perjalanan sebagian siswa SMA termasuk saya telah selesai. Berawal dari Ujian Nasional (UN) untuk kelulusan siswa dan setelah itu dilanjutkan dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sudah banyak jalan yang kita lewati, ada yang berhasil menempuh jalan tersebut dan sampai di tujuan, dan ada pula yang masih menuju tujuan. Namun saya yakin ini hanya masalah waktu saja, kita semua pasti akan berhasil meraih tujuan kita saat ini untuk masa depan. Believe!

Posting blog saya sebelumnya yang berjudul “Tujuan Hidup, Impian, dan Cita-Cita: Sebuah Perubahan" ditulis bulan Februari silam, akhirnya menjadi kenyataan walaupun apa yang saya harapkan tidak sepenuhnya terwujud. Namun, saya tetap bersyukur akan nikmat yang diberikan Tuhan kepada saya. Alhamdulillah. UN telah saya lewati bersama teman-teman dan kami semua dari SMAN 13 Jakarta berhasil lulus 100 persen dengan nilai yang memuaskan.

Tidak puas hanya mengikuti UN saja, mayoritas lulusan siswa SMA mengikuti SNMPTN karena sebagian besar siswa mempunyai keinginan kuat agar bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ada yang berhasil dan masih ada yang belum beruntung, tetapi jangan khawatir. Seperti yang saya katakan di paragraf pertama bahwa ini hanya masalah waktu saja, sebentar lagi yang belum berhasil akan mendapatkan kabar gembira dari hasil Ujian Mandiri PTN. Amin.

Menurut data dari kompas.com (28/6) bahwa dari 540.953 jumlah peserta SNMPTN jalur ujuan tertulis/keterampilan se-Indonesia, perserta yang lolos seleksi sebanyak 118.233 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persaingan masuk PTN sangatlah ketat. Jadi bersyukurlah bagi yang telah lolos SNMPTN karena kesempatan ini adalah anugerah dari Tuhan.

Flash Back Sedikit

Selama SMA cita-cita berkuliah saya tidak menentu. Dulu sebelum masuk IPS di kelas X, saya ingin sekali masuk IPA. Cita-cita dari SD yaitu menjadi seorang Insinyur dan ingin diterima di jurusan Teknik Elektro atau Teknik Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota) di ITB. Namun, setelah saya di SMA masuk IPS cita-cita ini terkubur jauh, hehe lagi pula saya lebih cocok di IPS ketimbang IPA karena Matematika saya selama di SMA lemah. Bagaimana bisa survive di kelas IPA (?). Oke lupakan IPA. Akhirnya saya sangat enjoy masuk kelas IPS, kapan-kapan saya ceritakan mengapa begitu.

Kelas XI SMA aktif di bidang jurnalistik bersama majalah Hai menjadi reporter sekolah. Saya berniat sekali masuk Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Fikom Unpad). Namun, itu hanya saat kelas XI, di kelas XII pindah keinginan lagi.

Oke selain suka dunia tulis menulis dan jurnalistik. Sebenarnya dari saya SD sangat suka dengan Sejarah dan IPS. Jadi bakat sebenarnya telah terlihat sejak dini. Lalu sejak kecil juga sangat minat dengan masalah politik dan juga dunia Internasional, ketika merayakan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 2005 pada saat itu saya masih SD. Saya mengikuti sekali perkembangan berita 50 tahun KAA saat itu. Sampai-sampai saya kliping Koran yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.

Di SMA minat saya terhadap dunia Internasional bertambah ketika kelas XI, salah satu guru favorit saya, Bu Retno, mengajarkan pelajaran PKn bab Hubungan Internasional dan Hukum Internasional dengan sangat menarik. Alhasil tambah tertarik dan ingin sekali masuk jurusan kuliah yang berhubungan dengan topik tersebut.

Kelas XII tiba saatnya menentukan jurusan yang tepat untuk masa depan karena jika menyesal atau merasa salah jurusan akan berakibat fatal dikemudian hari. Oke saya memutuskan ingin kuliah di jurusan Hubungan Internasional UGM tetapi tidak jadi dan telah saya jelaskan di posting blog sebelumnya. Silahkan baca ya. Hehe.

Akhirnya keinginan saya sangat kuat harus berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) lewat SNMPTN. Brosur tentang FHUI dan UI telah saya tempel di kamar. Wallpaper di HP saya pun juga logo FHUI dan di setiap kertas atau latihan soal yang saya kerjakan selalu saya tulis “FHUI 2011”. Hemm! Suatu keinginan yang sangat besar.

Sebenarnya saya mengetahui FHUI juga sejak lama. Pada saat tahun 2008 saya mempunyai majalah Tempo edisi PTN dan jurusan favorit. Saya masih menyimpan majalahnya hingga sekarang. Ada liputan tentang FHUI sebanyak dua halaman majalah itu. Saya sering sekali membaca artikel liputan tesebut berulang-ulang hingga kelas XII SMA dan saya tidak pernah bosan. Mungkin hal itu merupakan salah satu mengapa saya sangat terobsesi masuk FHUI. Namun, kenyataan berkata lain. Hoho.

Mungkin ini jalan yang terbaik

Sebulan lamanya menunggu pengumuman SNMPTN dan akhirnya hari Rabu tanggal 29 Juli 2011 jam lima sore saya mengetahui hasilnya. Pertama kali saya mengetahui bahwa pengumuman telah ada karena Twitter – memang terdepan jika ada berita update. Hehe. Ada sebuah link di Twitter yang muncul yaitu www.ujian.snmptn.ac.id dan akhirnya saya buka saja link tersebut. Alhamdulillah saya lulus SNMPTN tetapi di pilihan kedua yaitu Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (FH Undip).

Keluarga saya senang saat mendengarkan kabar baik tersebut, saya pun juga senang tetapi masih ada hal yang mengganjal di hati saya. Impian saya kuliah di FHUI pupus sudah. Sempat sedih tetapi Cuma sebentar saja, karena saya yakin hasil yang di dapat mungkin adalah yang terbaik untuk saya. Lagipula tidak semua orang pendaftar bisa masuk FH Undip karena jurusan ini termasuk jurusan favorit yang banyak peminatnya. Saya harus beryukur! Itu tekad saya.

Banyak teman-teman saya juga diterima SNMPTN ada Muadz Muzakki di Fakultas Ekonomi Undip (FE Undip) jurusan Akuntansi. Dia sebenarnya juga berharap seperti saya “tembus” di pilihan pertama yaitu UI. Lalu ada Ardian Rizky alias Bokeng di FE Unpad jurusan Manajemen. Ada Bayu Wahid Akbar diterima di Kesejahteraan Sosial UI, Adit di Administrasi Niaga UI, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan. Namun, saya ingin menceritakan satu nama lagi yang mempunyai keinginan yang kuat seperti saya.

Namanya Tiwi, dia partner saya dalam bekerja sebagai reporter sekolah di Majalah Hai. Dia asli Bandung, hehe. Mempunyai bakat yang menonjol di bidang seni rupa atau menggambar, khususnya bagian desain. Dia mempunyai cita-cita masuk di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB (FSRD ITB), coba lihat ceritanya di blognya. Saya sangat yakin dia bisa meraih mimpinya tersebut. Namun, kenyataan berbicara lain. SNMPTN memang menjadi misteri bagi sebagian besar siswa. Jadi jangan bersedih. Sama seperti saya, dia diterima di pilihan kedua SNMPTN. Ya Alhamdulillah Tiwi menjadi calon mahasiswa baru Fikom Unpad. Hehe selamat ya. Tetap semangat untuk meraih cita-cita menjadi creative entrepreneur dan desainer.

Lulus SNMPTN adalah bagian terindah setelah masa SMA. Jadi untuk itu, apapun hasilnya harus tetap kita syukuri, mungkin ini jalan yang terbaik yang diberikan Tuhan untuk kita semua. Bagi yang lulus wajib rasanya jika kita mensyukurinya dengan cara belajar yang rajin dan menunjukkan prestasi di perguruan tinggi nanti. Tuhan telah membuka salah satu jalan menuju masa depan kita. Sekarang tinggal kita yang memulai untuk melewati jalan baru yang diberikan Tuhan tersebut dengan cara baik atau tidak.

Bagi yang belum lulus, tetap semangat! Karena saya sangat yakin sebentar lagi akan ada kabar baik untuk kalian semua. Yakinlah menuju sukses dan bahagia masih banyak jalan untuk sampai kesana. Masuk perguruan tinggi hanya awal permulaan kita memulai babak baru kehidupan. Ibaratnya ini start awal menuju garis finish di kemudian hari karena jalan masih panjang. Kita masih harus berjuang di manapun universitasnya dan apapun jurusannya untuk meraih prestasi. Tetap semangat untuk kita semua. Ganbatte Kudasai! :)

- Husni Mubarak

di Jakarta, 3 Juli 2011. Pukul OO.02 WIB.