Seminar Inspiratif dari Bang Ahmad Fuadi

Foto Bersama Bang Ahmad Fuadi (Penulis Novel Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna)

Hari minggu yang lalu (18/12), saya, Ridwan, dan Eros (teman di FH Undip) mengikuti acara seminar 'Meraih Mimpi' dari BEM FT Undip yang diadakan di Gedung Prof.Sudarto, SH Kampus Undip Tembalang.

Acaranya menghadirkan pembicara yaitu penulis: Bang Ahmad Fuadi (@fuadi1). Seminarnya asyik dan inspiratif. Bang Fuadi menceritakan perjalanan hidupnya yan tertuang dalam kisah novel Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna. Bang Fuadi juga memberikan tips -tips kepada hadirin tentang mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Perjalanan hidup Bang Fuadi saat berkuliah di HI Unpad itu inspiratif sekali bagi saya (bisa dibaca dalam tokoh Alif di Novel Ranah Tiga Warna). Dia mendapatkan cobaan saat kuliah ketika ayahnya meninggal dunia. Lantas, hal itu tidak membuat dia berputus asa. Dia memutuskan untuk kuliah sambil berdagang, tetapi tidak diteruskan. Akhirnya dia lebih memilih dunia tulis-menulis untuk dikirim ke media agar dapat survive dan tetap bisa kuliah di kota Bandung. Saat kuliah, Bang Fuadi juga pernah mengikuti program ke Kanada selama setahun. Beberapa beasiswa luar negeri juga pernah didapatkannya.

Kisah perjalanan hidup Bang Fuadi itu bisa memacu semangat mahasiswa agar tidak menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, tetapi punya prestasi. Amin. :))

Inti semangat yang dibawa oleh Bang Fuadi lewat motivasi dan buku-nya adalah: Usaha yang sangat  (jangan menyerah pada keterbatasan), doa yang tulus, bersabar, dan berserah diri kepada Allah SWT untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Dua pepatah Arab yang terdapat di dalam novel Bang Fuadi: Man Jadda Wa Jada yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil dan Man Shabara Zafira: siapa yang bersabar akan beruntung. Kedua "mantra" tersebut juga spirit untuk meraih mimpi; pesan dari novel Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna.

Selamat hari minggu. Tetap semangat untuk meraih cita-cita dan mimpi kita.

Semoga kedamaian dan keberkahan tetap tercurahkan untuk kita semua.


Husni Mubarak

Semarang, 25 Desember 2011.

Desember (Efek Rumah Kaca)




Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam         
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini                                   
Menanti, seperti pelangi setia menunggu hujan reda

Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember                        
Hujan di Bulan Desember

Sampai nanti ketika hujan tak lagi                                         
meneteskan duka meretas luka                                             
Sampai hujan memulihkan luka


(Efek Rumah Kaca - Desember)


'Desember' merupakan salah satu lagu favorit saya baik dari konteks band Efek Rumah Kaca (ERK) maupun lokal Indonesia. Pertama kali mendengarkan lagu ini kira-kira tiga tahun yang lalu saat saya masih kelas X SMA. Saya tak pernah bosan mendengarkan lagu ini berulang-ulang. Saat ini bulan Desember dan memasuki musim hujan, sehingga 'Desember' adalah lagu "wajib" untuk didengarkan (menjadi playlist utama saya).


Berbicara tentang lagu, tentu kita juga harus membicarakan makna dibalik lagu tersebut. Menurut interpretasi saya, 'Desember' ini bermakna kesetiaan.
Makna-makna dari banyak lagu ERK memang cenderung implisit dengan gaya bahasa kiasan. Jadi, pendengar diajak untuk berfikir sejenak untuk memahami makna sebuah lagu.


'Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi                                     
Dibalik awan hitam'


Kembali ke 'Desember', lagu ini menceritakan tentang seseorang yang termenung di kala hujan, lalu memandangi pelangi setelah hujan reda. Desember itu adalah bulan dimana musim hujan telah tiba. Hujan terkadang bisa memberikan kesejukan; terkadang pula memberikan luka. 


'Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini                                   
Menanti, seperti pelangi setia menunggu hujan reda'


Seseorang tersebut juga mengharapkan "cahaya" terang yang mampu untuk mengobati sisi gelap dari dirinya. Dia berharap ada yang menemani dengan setia disaat dia terjatuh maupun bangkit dari kehidupannya. Pelangi dan hujan adalah metafora dari makna kesetiaan.


'Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember                         
Hujan di Bulan Desember'

Semenjak ERK meluncurkan lagu ini di dalam album pertamanya (self titled), saya selalu menantikan hujan di bulan Desember. Merindukan atmosfer hujan yang sejuk, juga rindu untuk mendengarkan dan juga menyanyikan lagu ini.


'Desember' itu juga memberikan kenangan sendiri untuk saya, hampir setiap saya menyaksikan gigs ERK, mereka selalu membawakan lagu ini. Namun, ada satu momen yang tidak bisa saya lupakan: 2 tahun silam, tepatnya tanggal 5 Desember 2009 saya bertemu dengan seseorang (yang dulu pernah dekat dengan saya) di acara Green Festival 2009, ERK manggung di acara tersebut dan menyanyikan lagu 'Desember'. Kebetulan kami berdua suka dengan ERK. Ah sudahlah, itu hanya kenangan. :)


Mungkin ini saja yang bisa saya tulis dalam posting-an blog kali ini: mencoba untuk meng-interpretasi secara singkat (sekali) lagu 'Desember'. Butuh waktu yang lama bagi saya untuk menulis hal ini karena sangat sukar sekali menulis tentang sebuah lagu dari band cerdas asal Jakarta ini. Saya prediksi, sepuluh tahun mendatang lagu 'Desember' ini bisa menjadi legenda seperti halnya lagu 'September Ceria' milik James. F Sundah yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata.


Selamat bulan Desember. Walaupun hujan sering turun akhir-akhir ini, mari tetap kita nikmati bulan ini.


'Sampai nanti ketika hujan tak lagi                     
meneteskan duka meretas luka                               
Sampai hujan memulihkan luka'


Semoga, hujan dapat memulihkan luka bagi orang-orang yang sedang dirundung kegalauan di bulan ini untuk tetap optimis dan berkarya secara dinamis. :D


Husni Mubarak

di Semarang, 9 Desember 2011 
Pukul 19.39 WIB

Pendidikan Berbasis Karakter

Oleh Oong Komar

KOMPAS.com - Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak). Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat.

Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.

Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas.

Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya.

Pembentukan pribadi

Karena itu, sekolah yang akan mengimplementasikan pendidikan berbasis karakter dapat memikirkan segi-segi sebagai berikut. Pertama, keberhasilan pendidikan berbasis karakter terkait dengan kondisi peserta didik yang landasan keluarganya mengharapkan tercipta iklim kehidupan dengan norma kebaikan dan tanggung jawab. Dengan demikian, fungsi pendidikan berbasis karakter untuk menunjukkan kesadaran normatif peserta didik, seperti berbuat baik dan melaksanakan tanggung jawabnya agar terinternalisasi pada pembentukan pribadi.

Organ manusia yang berfungsi melaksanakan kesadaran normatif ialah hati nurani atau kata hati (conscience). Organ penunjangnya ialah pikiran atau logika. Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya kesadaran normatif yang ada pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran untuk dicari rumusan bentuk perilaku, kemudian ditransfer ke anggota badan pelaksana perbuatan. Contoh, mulut pelaksana perbuatan bicara atau bahasa melalui kata-kata. Maka, sistem mulut memfungsikan kata-kata bersifat logis atau masuk akal. Bahkan, dengan landasan kesadaran norma dan tanggung jawab akan terjadi komunikasi dengan perkataan santun yang jauh dari celaan dan menyakitkan orang lain.

Karena itu, pendekatan proses pembelajaran di sekolah perlu disesuaikan, yaitu dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran peserta didik untuk digunakan sebagai alat observasi dalam mengeksplorasi dunia. Interaksi antara pikiran dan dunia harus memunculkan proses adaptasi, penguasaan dunia, dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Keberhasilan anak menjalani interaksi dengan dunia akan membentuk kemampuan merumuskan cita-citanya. Bahkan, cita-cita itu dijadikan pedoman atau kompas hidup. Dengan pedoman hidup itu ia menentukan arah sekaligus membentuk norma hidupnya.

Kedua, kondisi sekolah dapat menciptakan iklim rasa aman bagi peserta didiknya (joyful learning). Jika peserta didik tidak merasa aman, seperti merasa jiwa tergoncang, cemas, atau frustrasi akibat mendapatkan pengalaman kurang baik dari sekolah, maka ia tidak akan dapat menanggapi upaya pendidikan dari sekolahnya. Bahkan, ia acap kali merespons upaya pendidikan dengan bentuk protes atau agresi terhadap lingkungannya. Peserta didik yang cerdas sekalipun, dengan merasa kurang aman, acap kali konflik dengan lingkungan yang menyulitkan hidup.

Bahkan, upaya mempertahankan hidupnya dengan berbuat tercela, tidak bermoral, tidak bertanggung jawab, dan jahat. Perasaan aman hidup atau perasaan yang tidak diliputi kecemasan di sekolah hanya mungkin bila suasana sekolah mencintai anak dengan menciptakan iklim keterbukaan, mesra, bahagia, gembira, dan ceria.
Dengan demikian, iklim tersebut akan mampu membuka kata hati peserta didik, baik di sekolah maupun ketika menghadapi dunia masyarakat. Kehidupan nyata dianggap sebagai obyek yang menarik minat dengan kegairahan hidup dan penuh perhatian yang merangsang pikirannya.

Ketiga, kebijakan sekolah dalam merumuskan bahan belajar pendidikan berbasis karakter diorientasikan ke masa depan, yaitu menggambarkan indikasi bentuk baru nilai-nilai peradaban masyarakat. Dasar pertimbangannya adalah (1) proses pembangunan berkonsekuensi terhadap perubahan bentuk baru nilai-nilai kebiasaan hidup masyarakat, (2) pendidikan berbasis karakter harus berperan sebagai pengimbang akibat sampingan proses pembangunan.

Indikator bentuk baru nilai-nilai peradaban masyarakat dimisalkan mengambil rumusan dari hasil pengamatan kehidupan kota yang mengalami pembangunan pesat dan menimbulkan urbanisasi sehingga di kota tercipta pusat permukiman pendatang baru yang seolah terputus dari akar sosial budaya sebelumnya. Permukiman kota yang penuh sesak menimbulkan suasana kehidupan yang mencekam dari kekhawatiran terjadinya instabilitas sosial.

Jurang perbedaan

Selain itu, rumusan didapat dari hasil pengamatan suasana keluarga dalam menghadapi tata kehidupan baru, apakah mengambil sikap bertahan dengan kebiasaan hidup sebelumnya, ataukah meninggalkan dan mengganti kebiasaan hidup sebelumnya (permisif), sementara keadaan sekitar tidak ikut bertahan. Terutama mengambil sikap mengenai kaitan dengan ekonomi keluarga, pekerjaan, perdagangan, dan kecemburuan sosial.

Bagaimana kondisi keluarga yang tetap bertahan, apakah menjadi terasingkan. Bagaimana pula keluarga yang mengubah kebiasaan lama dengan yang baru, apakah secara psikologis memperoleh kemantapan ataukah kepahitan dan kekacauan hidup.

Paling tidak, pengamatan sepintas menunjukkan akibat sampingan pembangunan yang pesat pada perubahan bentuk kehidupan masyarakat. Yaitu, pembangunan yang menawarkan kesempatan bagi siapa saja yang berkesanggupan sehingga mengakibatkan di satu pihak terdapat sebagian anggota masyarakat yang cakap dan berani mengambil risiko untuk menangkap manfaat penawaran pembangunan dan golongan ini akan maju.

Di pihak lain, ada anggota masyarakat yang lamban bergerak dalam menangkap manfaat dan golongan ini akan semakin tertinggal. Hasil akhir antara yang cakap dan lamban menyebabkan munculnya jurang perbedaan kepemilikan materi yang mudah diisukan sebagai pelanggaran asas keadilan.

Jurang perbedaan kemajuan sisi materi yang dipahami secara sempit mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai masyarakat. Yaitu, menguatnya arus bentuk baru kehidupan masyarakat seperti nilai materi dan hara-hura serta tampak memudar budaya santun, malu, kekeluargaan, kejujuran, toleransi, kebersamaan, kesetiakawanan, dan gotong royong.

Penulis adalah Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/11/25/11403661/Pendidikan.Berbasis.Karakter.

*Postingan blog ini sebagai bahan pembelajaran les komputer

Akhir Pekan di Semarang: Awal bulan Desember



Tidak terasa saya sudah tinggal di Semarang kurang lebih selama tiga bulan lamanya. Ada perasaan senang bisa tinggal dengan nuansa baru di kota yang baru. Namun, sejujurnya saya masih teringat kepada Jakarta dan kenangan-kenangan yang telah berlalu. Jakarta masih sangat melekat di hati saya. Rindu sekali saya akan kota tersebut dan kemungkinan bulan Januari 2012 nanti Insya Allah baru akan menginjakkan kaki ke kota Jakarta lagi untuk liburan kuliah.

Tiga di bulan di Semarang melewati beberapa akhir pekan. Akhir pekan saya disini biasanya diisi dengan latihan basket (kalo sedang tidak malas) di kampus Undip Pleburan setiap hari jumat sore dan sabtu malam. Jika ada acara musik yang saya suka, kemungkinan akhir pekan saya "dihabiskan" untuk menonton konser seperti: Efek Rumah Kaca kurang lebih sebulan yang lalu di Pensi SMA 3 Semarang atau Jazz Traffic Festival yang baru digelar beberapa minggu yang lalu. FYI: Jazz Traffic Festival itu acara Jazz pertama di kota Semarang. Musisi-nya keren-keren ada Balawan, Fariz RM, dan tiga orang "gila" yang tergabung dalam Trio Ligro --salah satu personilnya itu Gusti Hendy dari GIGI band--. Edan musiknya yang saya sebutkan terakhir. hehe

Oke saya mau cerita tentang akhir pekan saya kali ini, Jumat malam yang lalu saya enggak latihan basket (lagi), saya memilih untuk menonton pentas Unit Kesenian Jawa Undip di Gedung Prof. Sudarto, SH Tembalang. Ternyata yang ditampilkan adalah kesenian tari tradisional dari keraton Surakarta dan Yogyakarta. Seni yang paling saya kurang minati itu tari. Yasudah, selama pertunjukan berlangsung saya ngantuk sekali melihat tari jawa yang lemah gemulai. Untungnya, masih ada musik pengiring yaitu alunan gamelan yang syahdu. Masih cocok saya dengan musik. :)

Hari sabtu kemarin benar-benar melelahkan. Seharian berkelana di Semarang dan hujan turun membasahi bumi ini (dan juga badan saya yang basah karena kehujanan). Bulan Desember memang musimnya hujan. Sabtu pagi bersama teman-teman saya satu kelas: Dandia, Ridwan, dan Eros iseng-iseng datang ke Distro Clothing Expo di gedung Admiral.




Setelah itu saya mau cari CD musik dan kaos Efek Rumah Kaca 'Desember' yang akhirnya didapatkan di daerah Pleburan. Lalu, saya dapatkan juga CD musik "misterius" dari penyanyi asal Bandung yang sekarang "hijrah" ke Jakarta untuk bekerja. Cover CD-nya adalah wajah penyanyi tersebut. Namanya Sir Dandy, dia itu juga vokalis band metal indie Teenage Death Star yang kondang dengan slogan "Fuck Skill, Let's Rock" itu, hahaha. Pokoknya nih album debut Sir Dandy kocak banget isinya, single utama-nya 'Juara Dunia' (Oke nanti akan saya review lengkap album ini) hehehe. Ada lagi lagu keren judulnya: Jakarta Motor City. Sikat John!



Setelah itu, kami ke Lawang Sewu, bertemu dengan salah satu teman bernama Zaki. Dia juga ternyata bersama temannya yang kebetulan datang dari Jakarta dan Jatinangor. Di Lawang Sewu kemarin ada Festival Wisata Kuliner Jawa Tengah. Di Jalan Pemuda (depan Lawang Sewu) juga ada Festival Pandanaran dan pembukaan Semarang Great Sale 2011. Ya kota Semarang sedang banyak festival di bulan Desember: dari buku hingga kuliner. Setelah dari Lawang Sewu, langsung berjalan kaki menuju Gramedia Pemuda, ada pesta buku diskon, dan Alhamdulillah dapat buku bermanfaat dengan harga sangat murah. Prinsip dari anak kosan adalah: mendapatkan barang yang terbaik dengan harga seminimal mungkin. :D



Setelah dari daerah Tugu Muda (Jalan Pemuda), kami kembali pulang ke Tembalang bersama hujan yang menemani. Hujan yang penuh keberkahan. Hujan di bulan Desember yang bagi band Efek Rumah Kaca: mereka selalu suka. Apalagi kalo ada pelangi. hehe

Oiya teman saya si Zaki malam harinya bersama temannya pergi ke Bandung alias Jatinangor, saya enggak tahu dan enggak mau mengetahui juga ngapain dia kesana. Mungkin berlibur atau mungkin melancong atau mungkin ada urusan. Ya masih banyak kemungkinan yang lain sih. hehe. :)

Puncak dari akhir pekan saya alias malam minggu adalah menonton gigs Sheila On 7 (SO7) di Balaikota Semarang, Jalan Pemuda. Tidak ada yang mau menemani saya. Yasudah, sendiri (lagi). Emang nasib nonton (SO7) selalu sendiri. Ini yang kedua kalinya (sebelumnya: baca Java Rockingland 2011). Namun, menonton konser band yang saya suka itu memberikan kepuasan sendiri. Salah satu lagu dari S07 yang dinyanyikan malam itu dan sangat cocok untuk keadaan saya: 'Hujan Turun'. silahkan dengar. :)

Di hari sabtu (3/12) saya harus mondar mandir Tembalang-Semarang Kota dua kali. Sekedar info kembali, kota Semarang itu terbagi menjadi dua daerah utama yaitu Semarang Bawah (dataran rendah) dan Semarang Atas (dataran tinggi). Kampus saya berada di daerah yang saya sebutkan kedua.

Sekian 'ocehan' saya di hari minggu ini. Sudah lama tidak menulis baik untuk blog atau hal-hal yang serius. Alhasil, posting blog yang kurang jelas ini sambil dengerin album Lesson #1 Sir Dandy. Nanti malam jam 12 akhir pekan akan berlalu dan besok itu hari senin. Hari senin itu waktunya kuliah lagi. Hari senin itu bertemu dengan Ilmu Negara dan Pengantar Ilmu Hukum kembali. Hari senin itu upacara bendera bagi anak sekolahan. Hari senin itu orang kantoran bergegas kerja. Saya yakin di Jakarta hari senin itu mulai macet lagi.
Kalo di Semarang jarang macet. 

Walaupun begitu, tetap semangat ya untuk semua dalam menjalanii rutinitasnya kembali. Semoga hari senin besok dan juga minggu ini berjalan dengan baik dan lancar. Sampai bertemu dengan akhir pekan yang akan datang. :D

Ditulis di sebuah kosan daerah Banyumanik, Semarang yang agak dingin.
 4 Desember 2011 pukul 21.40 WIB.