Kelas 3 SMA: Semangat, Cita-Cita, dan Harapan

Sudah dua hari saya memasuki dunia baru dikelas tiga. Setelah dua minggu liburan ,kini sudah saatnya kembali ke bangku sekolah. Banyak kenangan selama kelas 1 dan 2 di SMAN 13 Jakarta. Kini sudah bukan lagi kelas 1 dan 2 yang masih bisa leha-leha. Kelas 3 harus lebih fokus lagi untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) dan juga seleksi menuju Perguruan Tinggi Negeri (PTN. Kelas 3 harus lebih semangat lagi. Karena menurut guru-guru yang memberikan wejangan selama dua hari ini, masa depan kita (baca: pelajar kelas 3 SMA) ditentukan dari sekarang. Ya saya setuju! Harus dari sekarang memulai, sebelum menyesal.

Kelas 3 SMA adalah kisah akhir dari proses belajar selama di SMA, saya ingin menorehkan kisah indah di penghujung dari sebuah kisah ini yang teramat banyak kenangan. Kurang dari satu tahun lagi menuju UN! Cita-cita saya setelah lulus dari SMA 13 Jakarta ingin melanjutkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM). Tentunya, sudah menjadi kewajiban untuk saya agar bekerja keras dari sekarang agar berhasil lulus UN dan diterima di UGM. Amin.

Mengutip sebuah kalimat dari blog si P Sakti Pratiwi yang menarik "never stop dreaming and never stop trying to make the dreams come true..."
Mimpi adalah kunci awal untuk menggapai cita-cita kita. Kerja keras menjadi kendaraan untuk mewujudkan mimpi dan juga cita-cita kita. Selamat berjuang di kelas 3! Tetap semangat!


Masa depan kita bukan lagi bapak atau ibu kita yang menentukan, mereka hanya pembimbing dan juga sumber dukungan semata. Masa depan kita ditentukan oleh diri kita sendiri! Mau apa kita? terus hidup stagnan dalam keadaan tak pernah berubah terus menerus, atau ingin merubah keadaan dan juga nasib. Mari berjuang bersama, harapan itu masih ada!

Jakarta, 13 Juli 2010



-Husni Mubarak


SMAN 13 Jakarta, sekolah tercinta


Logo UGM. Kampus Impian 2011

“Study Tour” SMAN 13 Jakarta Part II: Kota Yogyakarta





Puas bercengkrama dengan penduduk Dieng dan juga melakukan penelitian disana, lantas gak bikin acara "study tour" berakhir. Siswa-siswi SMAN 13 lanjutmengunjungi kota Yogjakarta. Kota yang terkenal akan budaya Jawa dan keseniannya yang kental. Kota Yogyakarta yang aman, berhati nyaman.

Yogyakarta sebagai salah satu kota budaya, kota seniman dan pelajar adalah kota yang menarik dikunjungi di Indonesia. Kota dimana kesultanan Mataram berkuasa ini sungguh kota yang sangat "eksotis". Pertama kali rombongan sampai di kota ini pada sore hari langsung ketemu dengan Jalan Ring Road Utara. Jalanan Yogyakarta di sore hari dihiasi dengan padatnya kendaraan bermotor khususnya sepeda motor. Memang sepeda motor menjadi pilihan transportasi di kota ini.

Cukup banyak kegiatan yang dilakukan oleh para siswa, seperti mengunjungi Candi Borobudur. Ya, Candi Borobudur yang terletak di daerah Magelang, Jawa Tengah ini nggak pernah ketinggalan untuk dikunjungi. Setelah menyelusuri Candi Borobudur, semuanya bergegas menuju Jogja. Tentunya seluruh siswa sangat antusias untuk mengunjungi kota yang terkenal dengan keraton Jogja nya yang megah. Sesampainya di Jogja, siswa dan guru sempat mampir untuk membeli bakpia pathok sebagai oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta. Tentunya tahu dong bakpia pathok, makanan khas Jogja yang selalu banyak peminatnya.

Setelah berbelanja bakpia pathok untuk oleh-oleh, tujuan selanjutnya yaitu menyaksikan sendratari ramayana. Wah tentunya sendratari ini memiliki daya tarik yang luar biasa kepada siswa siswi. Jarang jarang kita bisa menyaksikan sendratari ramayana secara langsung. Apalagi, sendratari ini hanya dipentaskan seminggu sekali di malam hari. Malah sebelumnya, Sendratari Ramayana hanya dipentaskan ketika bulan purnama
muncul.

Sendratari Ramayana benar-benar menarik.Ceritanya yang cukup complicated terkait kisah cinta Rama dan Shinta yang harus punya hambatan karena sesosok raja Rahwana. Selain unsur tari dan teatrikal, pertunjukan ini juga memasukan unsure sinden beserta gamelan yang mengiringi jalannya cerita. Penari-penari yang atraktif, dan panggung & latar yang sangat “hidup” terkemas rapi dalam Sendratari Ramayana. Ada satu adegan yang sangat menakjubkan yaitu adegan membakar sebuah desa, dengan latar diatas panggung dan apa yang terjadi, rumah dari jerami itu benar-benar dibakar!

Kita enggak nyesel deh menyaksikan Sendratari Ramayana. Keren banget! Yang lebih bikin pemandangan indah di sekitar area pertunjukan adalah dari belakang panggung, terlihat Candi Prambanan yang begitu megah. Benar-benar takjub dengan penampilan dari sendratari ramayana dan Candi Prambanan yang bisa dilihat jelas dari bangku penonton. Pertunjukan sendratari Ramayana tidak hanya ditonton oleh turis domestik saja loh, banyak pula turis asing yang ikut menyaksikan jalannya pertunjukan. Pertunjukan tersebut selesai, lalu rombongan sontak langsung aja istirahat di Hotel yang berlokasi dekat dengan Jalan gejayan dan Universitas Sanatha Darma.


Minggu pagi (20/6) tujuan berikut di hari selanjutnya adalah Keraton Jogjakarta. Ya, siapa sih yang nggak tahu Keraton Jogja. Keraton Jogja sudah pasti menjadi tujuan sebagian wisatawan untuk dikunjungi. Apalagi untuk study tour kali ini, tentunya Keraton Jogja menarik untuk dikunjungi.

Didekat Keraton Jogja, ada sebuah alun-alun yang sangat besar. Disana
tentunya sering diadakan acara-acara yang dihadiri oleh penduduk
sekitar Jogja. Nggak hanya itu, banyak banget penjual-penjual makanan,
pakaian, dan asesoris disekitar sana.

Area Keraton Jogja besar sekali. Nggak hanya itu, bangunan-bangunannya
juga sangat unik. Ada beberapa aula yang biasa dijadikan tempatberkumpulnya tamu-tamu, acara tertentu, dan lainnya. Selain aula, ada juga beberapa ruangan yang berisi benda-benda milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX seperti beberapa foto-foto Sri Sultan, foto-foto istrinya, dan kumpulan cinderamata dari luar negeri yang dimiliki oleh Keraton Jogja.

Raja Jogja yang sangat karismatik dan dikagumi warga Yogyakarta. Salah satu lukisan yang menarik adalah lukisan Sri Sultan Hamengkubuwono dan di sebelahnya ada tulisan "Tahta Untuk Rakyat". Selain dikenal sebagai raja yang sangat merakyat, beliau juga sangat bangga dengan budaya asal beliau dari tanah Jawa walaupun pernah bersekolah di Universitas Leiden Belanda. Beliau berkata "Walaupun saya mendapatkan pendidikan Barat, namun saya tetaplah orang Jawa"

Pengunjung Keraton juga bisa menikmati seni khas Jogja, yang bisa dilihat dari bangunan-bangunannya dan hiasan-hiasan yang ada diseluruh komplek Keraton Jogja. Ada juga hal yang menarik lho. Di Keraton, kita bisa menjumpai abdi dalem. Abdi dalem adalah orang yang bekerja untuk Keraton Jogja, dengan mengenakan blangkon dan lurik, baju khas adat Jawa. Kita bisa menjumpai mereka ketika mereka sedang bertugas menjaga lingkungan Keraton.

Usai puas mengelilingi Keraton Jogja, saatnya untuk berbelanja di Jl.Malioboro. Siapa yang tidak tahu Jl. Malioboro? Kebanyakan orang tahun tentang jalan ini. Nggak afdol rasanya kalo ke Yogyakarta nggak mampir ke Malioboro. Tempat wisata belanja yang paling terkenal di kota Yogyakarta. Bagi yang suka belanja, malioboro menjadi "surga" pelancong untuk belanja, kara Malioboro sudah sangat terkenal dengan banyaknya pedagang-pedagang yang menjual batik, pakaian, asesoris, tas, dan lain sebagainya. Jalan ini sudah menjadi destinasi wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta.

Di ujung Jl.Malioboro, tepatnya di Jl. Jend. A. Yani, ada sebuah pasar yang jugaterkenal sebagai pusat belanja batik, yaitu Pasar Beringharjo. Tentunya Jl. Malioboro dan Pasar Beringharjo menjadi kawasan belanja favorit bagi pengunjung kota Jogja. Kalo di Jakarta pasar Beringharjo ini seperti pasar Tanah Abang. Didalamny isinya pakaian semua, khususnya motif batik.

Nggak jauh dari Pasar Beringharjo, ada benteng bernama benteng Vredeburg yang dijadikan sebagai taman budaya Yogyakarta, tempat dimana kesenian dan kebudayaan dilestarikan melalui kegiatan seni dan budaya. Ketika bulan juni diselenggarakan “Festival Kesenian Yogyakarta” di benteng Vredeburg. Disudut kiri Benteng, tepatnya di perempatan depan gedung Bank BNI, ada sebuah monumen bertuliskan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Diseberang benteng, ada pula Istana Jogja yang
berdiri megah.

Setelah puas berbelanja di Malioboro, pantai Parangtritis menjadi tujuan akhir
study tour kali ini. Pantai ini terkenal dengan ratu pantai selatannya, yaitu Nyi Roro Kidul. Karena sedikit keterlambatan dari Malioboro, siswa siswi SMAN 13 baru bisa menjajal pantai parangtritis menjelang magrhib dan hanya memiliki waktu yang singkat disana. Lagipula siswa siswi tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas di pantai selatan terlalu lama dan tidak boleh berenang, karena ombak di pantai parangtritis saat itu sangatlah besar, tentunya bisa berbahaya bagi orang-orang yang berenang disana.

Parangtritis menjadi obyek wisata akhir dari rangkaian perjalanan “study tour” SMAN 13 Jakarta. Banyak kisah menarik yang dapat dituangkan diatas kertas tentang Dieng dan Yogyakarta. Semoga suatu hari nanti teman-teman dari SMAN 13 Jakarta bisa kembali mengunjungi Dieng dan Yogyakarta ya. Amin!

-Husni Mubarak dan P Sakti Pratiwi

Study Tour” SMAN 13 Jakarta Part I: Dieng






Kamis (17/6) silam SMAN 13 Jakarta (Galas) kembali mengadakan acara “Study Tour” ke Dieng dan Yogyakarta. Acara rutin tahunan itu diikuti antusias oleh siswa-siswi SMAN 13 Jakarta kelas XI. Yaps memang acara ini diperuntukkan untuk siswa kelas XI doang. Tujuannya adalah sebagai medium pembelajaran kontekstual. Jadi belajar enggak terpaku di kelas semata. Sekali-sekali travelling sambil belajar. Asyik kan? Mau tahu tentang acara “study tour” ini, simak terus artikel berikut sampai selesai.

Para rombongan dari SMAN 13 Jakarta berangkat dari Jakarta sekitar pukul 15.30 WIB atau ba’da Ashar dengan tujuan awal Wonosobo dan Dieng. Acara yang digagas oelh SMAN 13 Jakarta bekerjasama dengan Widya Wisata Tour dan juga mahasiswa UNJ ini mengunjungi Dieng sebagai objek utama agar para siswa dapat melakukan penelitian baik berhubungan dengan ilmu alam maupun ilmu sosial.

Setelah perjalanan yang cukup melelehkan melawati ruas pantura, akhirnya rombongan “study tour” sampai di kota Wonosobo, Jawa Tengah. Hemm kota ini benar-benar memukau. Berada di daerah pegunungan, kota ini terlihat sangat bersih sekali.
Lalu lintas kota yang masih sepi di pagi hari dan kebersihan kota ini menyambut rombongan ini.

Di Wonosobo hanya transit sebentar, perjalanan dilanjutkan langsung ke Dieng plateu, sebuah daerah dengan ketinggian 2000 Meter diatas permukaan laut ini merupakan dataran tertinggi terluas nomor 2 setelah pegunungan di daerah Nepal.
Perjalanan dari Wonosobo tidak menggunakan bis besar sob! Melainkan harus berganti dengan menggunakan mikro bis. Hemm bis ini disebut mikro karena bentuknya yang kecil. Lebih kecil sedikit dari metro mini yang berada di Jakarta.

Tiba di Dieng Plateu, rombongan langsung bergegas menuju beberapa objek wisata yang ada disana, diantaranya Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan juga komplek candi Pandawa Lima. Obyek wisata di Dieng sangat menarik sekali, lalu pemandangan disekitar hamparan tanaman kentang yang luas, pemandangan pegunungan disekelilingnya dan jugu suhu dingin membuat kawasan ini indah sekali. Menyejukkan!

“Homestay” di Dieng

Di Dieng siswa-siswi SMAN 13 Jakarta tidak hanya jalan-jalan semata, tetapi juga melakukan pengamatran dan observasi. Dieng merupakan kawasan yang sangat menarik untuk dilakukan kajian dan penelitian. Dari mulai penelitian mata pencaharian penduduk sampai fenomena anak gimbal di Dientg menjadi bahan objek kajian loh.
Penduduknya sangat ramah untuk dijadikan narasumber penelitian.

Melakukan penelitian disini adalah pengalaman yang tak terkira. Anak-anak Galas tampak senang melakukan penelitian disini. Setelah penelitian para siswa harus melakukan presentasi tentang penelitian yang mereka dapatkan.

“Gua bisa mendapatkan banyak ilmu, lewat peneletian kelompok gua tentang tumbuhan carica yang hanya bisa tumbuh di dieng. Metode wawancara narasumber sangat bermanfaat sekali. Rasanya penelitian menjadi indah sekali,” Cerita Fia, siswi kelas KI SMAN 13 Jakarta

Di Dieng para rombongan menginap di rumah penduduk yang sering disebut “homestay”. Menginap di “homestay” ini memberikan nuansa baru. Dibanding di hotel, serunya tinggal di “homestay” kita bisa lebih dekat dengan penduduk dan juga kehidupan mereka. Apalagi, jika penduduknya ramah, siswa pasti betah tinggal disana.

“Study tour itu menarik sekali, kita bisa lebih mandiri ketika study tour karena jauh dari orang tua, kebersamaan antar temen melengkapi dan yang menarik ketika berada di homestay kita harus menjaga attitude kita terhadap para penduduk,” Lanjut fia

Dieng merupakan daerah yang sangat dingin sobat, disini mayoritas penduduk memounyai mata pencaharian sebagai petani kentang. Hemm lading pertanian kentang ditemukan dimana-mana di daerah Dieng. Jadi buat kamu yang doyan kentang, gak ada salahnya untuk berkunjung ke Dieng.

Masyarakat petani disini terbagi menjadi dua golongan yang pertama 40 % sebagai petani yang juga pemilik sawah, sedangkan 50 % sisanya adalah buruh tani, yang tidak memiliki sawah dan bekerja untuk petani pemilik sawah. Tetapi walaupun begitu, masyarakat Dieng hidup makmur selain dari pertanian juga dari bidang pariwisata.

Kehidupan agama disini didominasi oleh agama Islam yang hampir 100% penduduknya adalah muslim. Disini juga diterapkan nilai-nilai dan sistem Islam dalam kehidupan sosial. Seperti perempuan disini wajib berjilbab.

Tak terasa semalam sudah rombongan dari SMAN 13 Jakarta berada di Dieng, lalu perjalanan akan dilanjutkan ke kota pelajar Yogyakarta. Kenangan akan Dieng menjadi romantisme tersendiri perjalanan “study tour” ini. Dieng memang mengesankan, menggores kenangan. *bersambung*


-Husni Mubarak

Clown Studio: Tempat Gamers Nongkrong



Sob, buat lo yang ngaku anak band dan punya hobi main PS, lo wajib sambangin nih basecamp yang satu ini, clown namanya. Terletak dibilangan Walang Jakarta Utara ini dihuni oleh pelajar yang menamai diri mereka sebagai Clown Crew

Clown Crew terdiri atas pelajar-pelajar dari SMA 13 dan 75 yang saban hari selalu nongkrong pas pulang sekolah. Nongkrong adalah kegiatan wajib yang gag ada matinya sob. “Nongkrong menjadi agenda rutin sepulang sekolah dari jam 3 sampai jam 5 sore dan seminggu sekali kita nge-band ditempat ini. Kalo jenuh bisa juga sekedar main PS rame-rame” Cerita Dinyo, siswa SMA 13.

Masalah budget gak perlu takut sob, karena cuma dibutuhin kocek goceng alias lima ribu rupiah untuk sekedar nongkrong disini karena sistem-nya kolektif, jadi segala keperluan ditanggung bersama. Selain itu, Clown juga punya studio band dan juga rental PS yang Cuma dipungut 25 ribu/jam (studio band) dan 3 ribu /jam (rental PS). Jadi gag ada salahnya untuk segera kunjungin basecamp asyik ini.

Alamat :

Jalan Walang Baru, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara
How Be There : Dari Terminal Tg.priok naik KWK 09 terus jalan sedikit sampai Taman Walang

Tips asyik nongkrong :
1. Selalu patungan secara kolektif agar kebersamaan itu timbul
2. Jangan lupa bawa gitar biar suasana semakin akrab
3. Bercanda bersama teman se-tongkrongan adalah hal yang
paling asyik ketika kita nongkrong

-Husni Mubarak

*Pernah dimuat di Majalah Hai edisi 10 ( 8-14 Maret 2010 )

Pengalaman bersama My School Page Hai: Ponds Teen Concert 2010*




Tak terasa saya sudah berada di My School Page Hai hampir setengah tahun.
Ikutan my school page Hai banyak maanfaat loh. Disini saya belajar tentang jurnalistik melalui gaya tulisan majalah Hai yang diagandrungi anak muda. Hemm selain itu, lewat My School Page Hai juga tempatnya cari wawasan, pengalaman baru dan juga teman-teman baru tentunya dari SMA yang berbeda di Jakarta dan sekitarnya. Yang paling menarik adalah saya bisa ikutan acara-acara yang digelar oleh Hai dkk. Salah satunya nonton konser gratis Dashboard Confessional di “Ponds Teen Concert” (PTC) 2010 sabtu silam (29/5).

Begitu saya tahu diberi kesempatan nonton gratis Dashboard Confessional di PTC 2010 oleh majalah Hai, wah rasanya senang sekali. Kapan lagi sob saya bisa ngeliat aksi panggung Chris Carrabba dkk di Jakarta gratis. Hehe. Datang ke acara PTC 2010 dengan teman-teman My School Page Hai itu seru! Ikatan kebersamaan kita tumbuh dengan dengan nonton konser rame-rame. Selain ngeliat Dashboard Confessional manggung, kami juga bisa melihat aksi dari band nagri yang cukup popoler sebut saja Efek Rumah Kaca, The S.I.G.I.T, Nidji, The Cangcuters, dan juga Kotak.

Bagi saya, di konser kali ini yang paling ditunggu adalah penampilan dari Dashboard Confessional, band asal Amerika. Yaps band satu ini cukup membuat anak-anak muda Jakarta histeris di lapangan D Senayan malam itu. Dikomandoi Chris Carraba alhasil nomor-nomor seperti “Belle of The Boulevard” “Vindicated” ataupun “Stolen” sukses membuat koor panjang penonton. Yang menjadi kejutan adalah ketika mereka menyanyikan salah satu cover Weezer yaitu “El-Schorcho” padahal guys, enggak ada di set list mereka loh.

Malam itu Dashboard Confessional memanjakan penonton Jakarta dengan encore dua kali atas permintaan penonton. Lagu “Hands Down” menjadi penutup yang manis gelaran konser tersebut. Oke, berkat tiket gratis dari Hai, saya pun pulang dengan wajah puas dan gembira setelah menyaksikan Chris Carabba dkk. Thanks for My School Page Hai! Long Live.


-Husni Mubarak


*Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Hai edisi ke 26 (28 juni-3 Juli 2010)