Mimpi-Mimpi Alif : Sebuah naskah drama.

Di sore hari dikala senja menjelang, ada beberapa siswa terlihat asyik bermain basket di lapangan basket SMU Satria Muda. Mereka ada yang sedang bermain, ada yang ber-istirahat sejenak, ada pula yang sedang mengobrol. Diantara mereka ada tiga orang siswa yang sedang mengadakan percakapan yaitu Wagimin, Alif dan Ahmad.


Wagimin : (datang menghampiri Alif) “ Hey anak kampung, mengapa kamumasih bermain basket disini ? Apakah kamu tak sadar kalo kamu itu tak layak bermain basket disini?”

Alif : (Diam, tersentak kaget, lalu menghadap Wagimin) “Hey kamu gimin.Ada apa ? Aku lihat permainan basket mu bagus tadi.”

Wagimin : “hah? Kau bicara apa?? Sudahlah jangan banyak basa-basi anak kampung! Kamu tak pantas sebenarnya bermain basket se-tim denganku.”

Alif : “mengapa kau bicara seperti itu min? Apakah aku tak boleh bermain basket bersama tim ini?“

Wagimin : “Hahahahaha” (tertawa tak jelas) “ Memang tak salah tetapi aku rasa kamu tak pantas berada disini. Kamu hanya seorang anak kampung yang datang ke kota ini, memang kau pikir kau siapa? Hah?”

Alif : (Tersentak sambil berkata) “iya aku tahu itu, aku hanyalah seorang anak kampung yang bagimu hina jika aku bermain bersama tim ini!!”

Wagimin : “Nah kamu tahu itu, sudahlah jangan pernah bermimpi untuk menjadijagoan tim basket kita” (Pergi meninggalkan Alif sambil tertawa terbahak-bahak)

Ahmad : (Mendatangi Arif yang sedang duduk termenung sendirian di bangku samping lapangan) “ Alif, kenapa kamu? Pasti karena ejekan Wagimin ya? Sudahlah tak usah di masukan ke dalam hati. Lebih baik kita latihan lagi sekarang !”

Alif : “Aku tidak kenapa-kenapa kok, apa yang dikatakan Wagimin itu benar adanya. aku sadar jika aku tak tertolong oleh beasiswa, aku tidak akan pernah bisa sekolah disini dan bergabung bersama tim basket SMU Satria Muda.”

Ahmad : “Sudahlah, kau jangan menjadi pesimis seperti itu, aku yakin kamuTak salah ! Kamu anak cerdas, peraih beasiswa karena keunggulanmu di bidang akademis dan bola basket.”

Alif : “Terima kasih banyak ya mad atas motivasi-mu, kamu memang temanterbaik-ku. Mari kita latihan lagi untuk persiapan seleksi tim inti.”

Ahmad : “ayo” (Mereka berdua kembali ke lapangan basket untuk latihan)


Hari berganti hari dan tibalah hari dimana seleksi untuk masuk kedalam tim inti Basket SMA Satria Muda dilaksanakan untuk kejuaran basket se-Nasional yang diselenggarakan oleh kementerian pemuda dan olahraga. Mereka bertiga ikut seleksi lalu setelah seleksi mereka kembali bercakap-cakap.


Alif : “Ahmad Ahmad !” (memanggil Ahmad dari kejauhan).

Ahmad : “ Ada apa lif?”

Alif : “Bagaimana dengan seleksi hari ini? Yakinkah kau lolos?”

Ahmad : “Aku tak tahu lif, tadi aku sedikit melakukan kesalahan saat seleksi

tadi. Bagaimana dengan kamu lif?”

Alif : “Jangan pesimis seperti itu lah kawan, kau pasti bisa. Ada apa?Biasanya kau yang selalu memotivasi ku untuk semangat, mengapa kali ini kau yang terlihat pesimis?” (menepuk bahu Ahmad) “Aku sendiri berharap lolos. Semoga saja”

Wagimin : (Datang dan memotong pembicaraan Ahmad dengan Alif) “Heykampung, segampang itu kau bilang akan lolos seleksi? Tidak mungkin kawan!”

Ahmad : (tampak kesal da ingin meninju Wagimin) “ Hey ngomong apa kau anak borjuis??”

Alif : (Meredakan Ahmad yang sedang emosi) “Hey sudah-sudah Ahmad, jangan seperti anak kecil lah. Malu banyak orang. Hey kau wagimin, sudah kau pergi saja, kau selalu saja memperkeruh suasana.”

Wagimin : “Dasar kau berdua kampungan!!” (pergi)

Ahmad : “BOAM (Bodo Amat, red) !!!!!!!!!”

Alif : “ Sabar. Sabar. Siapa yang bersabar akan beruntung!”


Setelah kejadian tersebut, Ahmad selalu kesal ketika melihat wajah Wagimin dihadapannya sedangkan Alif hanya bisa memendam sakit hati di dalam hati. Dan sampailah saat dimana pengumuman lolos seleksi tim inti. Alif dan Wagimin lolos seleksi tetapi Ahmad tidak lolos.

Alif : “Alhamdulillah aku lolos mad” (Menghampiri sembari senyum sumringah kepada Ahmad karena ia lolos seleksi)

Ahmad : “Selamat ya lif, aku tahu kamu pasti bisa. Aku tidak lolos, semoga kamu dapat mengharumkan nama sekolah”

Alif : “Amin. Terima kasih banyak. Oiya kau jangan berkecil hati seperti itu, masih ada hari esok dan seterusnya. Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Justru kegagalan itu adalah awal dari sebuah keberhasilan.”

Alif : “Iya lif, terima kasih. Aku tak akan pantang menyerah”

Percakapakan keduanya dipecahkan kembali oleh sang perusuh “Wagimin”

Wagimin : “Sudah kubilang apa, kau tidak akan lolos Ahmad.” (hahahaha, tertawa). “Dan kau anak kampung! Kau hanya kebetulan saja lolos seleksi ini. Nasibmu sedang baik.”

Alif : “Terima kasih, kita liat saja nanti”

Ahmad : (Diam, tidak ada komentar)

Akhirnya, kejuaraan basket se-Nasional berlangsung dan SMU Satria Muda meraih juara pertama dan dinobatkan sebagai pemain terbaik adalah Alif Mustofa, anak desa yang memiliki bakat dan potensi yang besar. Wagimin pun malu akan perbuatan dia selama ini terhadap Alif.

Wagimin : "Alif, maukah kau memaafkan ku atas perbuatan ku selama ini? Aku mengaku salah."

Alif : “Sudahlah, aku sudah melupakan itu, kamu tak perlu meminta maaf.Yang jelas sekolah kita dapat juara 1 di kejuaraan kali ini. Aku sangat senang! Tanpa kerjasama dari mu dan teman-teman yang lain, aku rasa kita tak mampu melakukan ini.”

Wagimin : “Selama ini aku salah menilai kau, aku memandang kau sebelah mata.Ternyata kau memang anak cerdas yang mempunyai segudang potensi dan bakat. Terima kasih lif kau tak marah aku perlakukan selama ini.”

Alif : “Oke, tidak masalah. Sekarang kita cukup bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas apa yang telah kita raih.”

Akhirnya mimpi-mimpi Alif selama ini menjadi kenyataan yaitu mengharumkan nama sekolahnya lewat bidang basket.

Jakarta, 19 Oktober 2009

Husni Mubarak

No comments:

Post a Comment