Jalan Itu Masih Panjang

Awal perjalanan sebagian siswa SMA termasuk saya telah selesai. Berawal dari Ujian Nasional (UN) untuk kelulusan siswa dan setelah itu dilanjutkan dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sudah banyak jalan yang kita lewati, ada yang berhasil menempuh jalan tersebut dan sampai di tujuan, dan ada pula yang masih menuju tujuan. Namun saya yakin ini hanya masalah waktu saja, kita semua pasti akan berhasil meraih tujuan kita saat ini untuk masa depan. Believe!

Posting blog saya sebelumnya yang berjudul “Tujuan Hidup, Impian, dan Cita-Cita: Sebuah Perubahan" ditulis bulan Februari silam, akhirnya menjadi kenyataan walaupun apa yang saya harapkan tidak sepenuhnya terwujud. Namun, saya tetap bersyukur akan nikmat yang diberikan Tuhan kepada saya. Alhamdulillah. UN telah saya lewati bersama teman-teman dan kami semua dari SMAN 13 Jakarta berhasil lulus 100 persen dengan nilai yang memuaskan.

Tidak puas hanya mengikuti UN saja, mayoritas lulusan siswa SMA mengikuti SNMPTN karena sebagian besar siswa mempunyai keinginan kuat agar bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ada yang berhasil dan masih ada yang belum beruntung, tetapi jangan khawatir. Seperti yang saya katakan di paragraf pertama bahwa ini hanya masalah waktu saja, sebentar lagi yang belum berhasil akan mendapatkan kabar gembira dari hasil Ujian Mandiri PTN. Amin.

Menurut data dari kompas.com (28/6) bahwa dari 540.953 jumlah peserta SNMPTN jalur ujuan tertulis/keterampilan se-Indonesia, perserta yang lolos seleksi sebanyak 118.233 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persaingan masuk PTN sangatlah ketat. Jadi bersyukurlah bagi yang telah lolos SNMPTN karena kesempatan ini adalah anugerah dari Tuhan.

Flash Back Sedikit

Selama SMA cita-cita berkuliah saya tidak menentu. Dulu sebelum masuk IPS di kelas X, saya ingin sekali masuk IPA. Cita-cita dari SD yaitu menjadi seorang Insinyur dan ingin diterima di jurusan Teknik Elektro atau Teknik Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota) di ITB. Namun, setelah saya di SMA masuk IPS cita-cita ini terkubur jauh, hehe lagi pula saya lebih cocok di IPS ketimbang IPA karena Matematika saya selama di SMA lemah. Bagaimana bisa survive di kelas IPA (?). Oke lupakan IPA. Akhirnya saya sangat enjoy masuk kelas IPS, kapan-kapan saya ceritakan mengapa begitu.

Kelas XI SMA aktif di bidang jurnalistik bersama majalah Hai menjadi reporter sekolah. Saya berniat sekali masuk Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Fikom Unpad). Namun, itu hanya saat kelas XI, di kelas XII pindah keinginan lagi.

Oke selain suka dunia tulis menulis dan jurnalistik. Sebenarnya dari saya SD sangat suka dengan Sejarah dan IPS. Jadi bakat sebenarnya telah terlihat sejak dini. Lalu sejak kecil juga sangat minat dengan masalah politik dan juga dunia Internasional, ketika merayakan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 2005 pada saat itu saya masih SD. Saya mengikuti sekali perkembangan berita 50 tahun KAA saat itu. Sampai-sampai saya kliping Koran yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.

Di SMA minat saya terhadap dunia Internasional bertambah ketika kelas XI, salah satu guru favorit saya, Bu Retno, mengajarkan pelajaran PKn bab Hubungan Internasional dan Hukum Internasional dengan sangat menarik. Alhasil tambah tertarik dan ingin sekali masuk jurusan kuliah yang berhubungan dengan topik tersebut.

Kelas XII tiba saatnya menentukan jurusan yang tepat untuk masa depan karena jika menyesal atau merasa salah jurusan akan berakibat fatal dikemudian hari. Oke saya memutuskan ingin kuliah di jurusan Hubungan Internasional UGM tetapi tidak jadi dan telah saya jelaskan di posting blog sebelumnya. Silahkan baca ya. Hehe.

Akhirnya keinginan saya sangat kuat harus berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) lewat SNMPTN. Brosur tentang FHUI dan UI telah saya tempel di kamar. Wallpaper di HP saya pun juga logo FHUI dan di setiap kertas atau latihan soal yang saya kerjakan selalu saya tulis “FHUI 2011”. Hemm! Suatu keinginan yang sangat besar.

Sebenarnya saya mengetahui FHUI juga sejak lama. Pada saat tahun 2008 saya mempunyai majalah Tempo edisi PTN dan jurusan favorit. Saya masih menyimpan majalahnya hingga sekarang. Ada liputan tentang FHUI sebanyak dua halaman majalah itu. Saya sering sekali membaca artikel liputan tesebut berulang-ulang hingga kelas XII SMA dan saya tidak pernah bosan. Mungkin hal itu merupakan salah satu mengapa saya sangat terobsesi masuk FHUI. Namun, kenyataan berkata lain. Hoho.

Mungkin ini jalan yang terbaik

Sebulan lamanya menunggu pengumuman SNMPTN dan akhirnya hari Rabu tanggal 29 Juli 2011 jam lima sore saya mengetahui hasilnya. Pertama kali saya mengetahui bahwa pengumuman telah ada karena Twitter – memang terdepan jika ada berita update. Hehe. Ada sebuah link di Twitter yang muncul yaitu www.ujian.snmptn.ac.id dan akhirnya saya buka saja link tersebut. Alhamdulillah saya lulus SNMPTN tetapi di pilihan kedua yaitu Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (FH Undip).

Keluarga saya senang saat mendengarkan kabar baik tersebut, saya pun juga senang tetapi masih ada hal yang mengganjal di hati saya. Impian saya kuliah di FHUI pupus sudah. Sempat sedih tetapi Cuma sebentar saja, karena saya yakin hasil yang di dapat mungkin adalah yang terbaik untuk saya. Lagipula tidak semua orang pendaftar bisa masuk FH Undip karena jurusan ini termasuk jurusan favorit yang banyak peminatnya. Saya harus beryukur! Itu tekad saya.

Banyak teman-teman saya juga diterima SNMPTN ada Muadz Muzakki di Fakultas Ekonomi Undip (FE Undip) jurusan Akuntansi. Dia sebenarnya juga berharap seperti saya “tembus” di pilihan pertama yaitu UI. Lalu ada Ardian Rizky alias Bokeng di FE Unpad jurusan Manajemen. Ada Bayu Wahid Akbar diterima di Kesejahteraan Sosial UI, Adit di Administrasi Niaga UI, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan. Namun, saya ingin menceritakan satu nama lagi yang mempunyai keinginan yang kuat seperti saya.

Namanya Tiwi, dia partner saya dalam bekerja sebagai reporter sekolah di Majalah Hai. Dia asli Bandung, hehe. Mempunyai bakat yang menonjol di bidang seni rupa atau menggambar, khususnya bagian desain. Dia mempunyai cita-cita masuk di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB (FSRD ITB), coba lihat ceritanya di blognya. Saya sangat yakin dia bisa meraih mimpinya tersebut. Namun, kenyataan berbicara lain. SNMPTN memang menjadi misteri bagi sebagian besar siswa. Jadi jangan bersedih. Sama seperti saya, dia diterima di pilihan kedua SNMPTN. Ya Alhamdulillah Tiwi menjadi calon mahasiswa baru Fikom Unpad. Hehe selamat ya. Tetap semangat untuk meraih cita-cita menjadi creative entrepreneur dan desainer.

Lulus SNMPTN adalah bagian terindah setelah masa SMA. Jadi untuk itu, apapun hasilnya harus tetap kita syukuri, mungkin ini jalan yang terbaik yang diberikan Tuhan untuk kita semua. Bagi yang lulus wajib rasanya jika kita mensyukurinya dengan cara belajar yang rajin dan menunjukkan prestasi di perguruan tinggi nanti. Tuhan telah membuka salah satu jalan menuju masa depan kita. Sekarang tinggal kita yang memulai untuk melewati jalan baru yang diberikan Tuhan tersebut dengan cara baik atau tidak.

Bagi yang belum lulus, tetap semangat! Karena saya sangat yakin sebentar lagi akan ada kabar baik untuk kalian semua. Yakinlah menuju sukses dan bahagia masih banyak jalan untuk sampai kesana. Masuk perguruan tinggi hanya awal permulaan kita memulai babak baru kehidupan. Ibaratnya ini start awal menuju garis finish di kemudian hari karena jalan masih panjang. Kita masih harus berjuang di manapun universitasnya dan apapun jurusannya untuk meraih prestasi. Tetap semangat untuk kita semua. Ganbatte Kudasai! :)

- Husni Mubarak

di Jakarta, 3 Juli 2011. Pukul OO.02 WIB.

4 comments:

P. Sakti Pratiwi said...

itu yang namanya tiwi yang mana yaaa? haha :p
nice posting :D

Husni Mubarak said...

Hehehe yang komentar di blog ini lah. Terimakasih. Tetap semangat apapun hasilnya. Sudah beruntung bisa masuk PTN :)

ojan said...

BOKENG SENSASIONAL

Husni Mubarak said...

Betul banget Ucang, gak nyangka. Namun gw memetik satu pelajaran: Jangan pernah meremehkan orang lain, karena bisa jadi orang yang kita remehkan akan bisa lebih hebat dari kita. Intinya, jangan sombong. :D

Post a Comment